Rabu, 02 Maret 2011

Antara Perang dan Kehidupan


PERANG DAN KEHIDUPAN

                Seakan tak pernah lepas dari belenggu perebutan kekuasaan, egoisme, ketidak inginan memahami satu sama lain dan alibi yang terang -  terang palsu telah membuat segelintir atau bahkan banyak orang utuk melanjutkan imperialisme atas nama pembelaan terhadap kebenaran, Hak Asasi Manusia, dan Agama. Akan tetapi akibat yang mereka timbulkan bukanlah penyelesaian atas masalah itu sendiri.
                Perang atas kepercayaan yang dianutnya, kepercayaan bahwa hanya dirinyalah yang paling benar dan perang atas nama pemberantasn terorisme telah membuat mereka menjadi teroris yang sebenarnya, mereka yang menyerukan perang atas nama tuhan, agama, kebenaran dan keadilan telah berbuat hampir dan lebih kejam dari hewan. Mereka menjadi the real terorism yang bersembunyi di balik dua wajah yang tersenyum lebar dengan seruan HAM.
                Saya sangat takut akan kebenaran yang mutlak yang mereka dentangkan  dengan amat keras. Betapa tidak, mereka melakukan semua upaya yang mereka anggap benar sekali pun itu akan membunuh banyak orang yang tidak berdosa. Bukan hanya yang tidak berdosa, tetapi mereka yang benar-benar tidak tahu tentang apa yang mereka perebutkan. Anak-anak adalah masa depan yang tidak boleh di ganggu gugat. Namun mengapa pada banyak gerakan yang mengatas namakan kebenaran dan perang terhadap terorisme memakan banyak korban anak-anak yang tidak berdosa. Sadarkah mereka atas tangan penuh darah mereka?
                Ini bukanlah tentang siapa yang salah dan benar. Yang ada hanyalah ketidak pahaman antara satu manusia dan lainnya dan ketakutan akan manusia lain yang telah membuat manusia melebihi kejamnya hewan dan iblis.
                Salah satu upaya kita untuk menghentikan ini bukanlah dengan menghapus perang. Memang benar jika perang akan menimbulkan korban jiwa, harta dan mental yang benar-benar harus di bayar mahal. Namun dari semua perang yang ada, perang terhadap ketakutan dan perang terhadap diri sendiri adalah perang yang jarang di menangkan oleh mayoritas orang. Perang terhadap keagresifan dan imperialisme terhadap orang lain karena ketakutan akan orang lain akan sangat berbahaya melebihi perang dengan senjata. Ketidak terbukaan akan upaya memahami satu sama lain akan tetap menjadikan dunia ini sebagai tempat pertumpahan darah yang tidak akan pernah berhenti.
                Marilah kawan, buka hati dan tanganmu untuk menerima mereka yang berlaian pendapat, pahami mereka dan jadikanlah mereka kawan, bukan lawan yang harus kau takuti. Tetapi jadikanllah mereka lawan dalam hal positif, membantu sesama, dan perang terhadap penindasan yang berkedok kebenaran. Saya dan mungkin juga anda sudah sangat benci terhadap perang yang telah ada. Saya benci ketika harus tahu dan melihat kembali masa lalu dengan banyak kesalahan dan penderitaan. Saya benci melihat ketika anak-anak menjadi korban dan tewas dalam perang, dan saya akan lebih benci jika anak-anak pula yang harus ikut berperang.

Sadarilah itu kawan... hari ini dan esok kau tidak sendiri... ada kami disampingmu..

Tegas itu bukan kokang senjata. Apalagi lempar tinja. Tegas itu dingin kepala dan tak ragu bela negara [Najwa Shihab]